Sistem Akuntansi Biaya
Deskripsi Kegiatan
Sistem
akuntansi biaya dalam perusahaan manufakur erat hubungannya dengan system pengawasan
produlsi, karena sebagian besar kegiatan perusahaan manufaktur berada didalam
fungsi produksi. Oleh karena itu, ddam bab ini diuraikan dua sistem: system pengawasan
produftsi dan sistem akuntansi biaya. Sistem pengawasan produksi terdiri dari
jaringan prosedur untuk mengawas, order produlai yang dikeluarkan agar terjadi koordinasi
ancara kegiatan penjudan, penyediaan bahan baku, fasilims pabrik, dan penyediaan
tenaga kerja guna memenuhi order rersebut. Sistem akuntansi biaya terdiri dari
jaringan prosedur untuk'mengumpulkan, mengklasifikasikan data biaya produksi dan
biaya nonproduksi untuk menyajikan informasi biaya bagi kebutuhan manajemen.
Sistem pengawasan produksi ditujukan
unruk mengawasi pelaksanaan order produksi yang dikeluarkan oleh fungsi produlksi.
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan Pesanan dari pembeli, order
produksi erat hubungannya dengan order yang diterima oleh fungsi penjualan dari
pembeli.
Dokumen
yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem
pengawasan produksi adalah:
1.
Surat
order produksi
Dokumen
ini merupakan surar perinrah yang dikeluarkan oleh Departemen Produksi, yang
ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses pengolahan produk
untuk rnemproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara produksi, fasilitas
produksi, dan jangka waktu seperti yang tercantum dalam surat order produksi
tersebut.
2.
Daftar
kebutuhan bahan
Dokumen ini
merupakan daftar jenis dan kuantitas bahan baku yang diperlukan untuk
memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi.
3.
Daftar
kegiatan produksi
Dokumen ini merupakan
daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin yang diperlukan untuk
memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi.
4.
Bukti
Permintaan dan pengeluaran barang gudang
Dokumen ini Merupakan
Formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dan bahan
penolong untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.
5.
Bukti
Pengembalian Barang gudang
Dokumen ini merupakan
formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk mengembalikan bahan baku dan bahan penolong ke fungsi gudang.
pengembalian bahan ini umumnya disebabkan karena adanya sisa bahan baku dan
bahan penolong yang tidak dipakai dalam proses produksi.
6.
Kartu
Jam Kerja
Dokumen ini merupakan
kartu untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk
memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.
7.
Laporan
Produk selesai
Laporan produk
selesai dibuat oleh fungsi produksi untuk memberitahukan selesainya produksi
pesanan tertentu kepada fungsi perencanaan dan pengawan produksi,fungsi
gudang,fungsi penjualan dan fungsi akuntansi persediaan.
Fungsi yangTerkait
Fungsi yang rerkait dalam sistem
pengawasan produksi adalah:
1.
Fungsi
penjualan
Dalam
perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dari pembeli, fungsi penjualan
bertanggung jawab atas penerimaan order dari langganan dan meneruskan order
tersebut ke fungsi produksi. Jika order dari langganan.ditulis dalam formulir
yang disediakan oleh perusahaan, order Iangganan ini langsung dapat diserahkan
oleh fungsi penjualan ke fungsi produksi untuk dapat segera.diproses. Jika
order dari langganan belum berisi informasi yang lengkap fungsi penjualan,
berkewajiban untuk menambahkan informasi yang kurang, atau menuliskan kembali
kedalam surat order produksi yang berisi informasi lengkap bagi kepentingan
fungsi Produksi. Dalam perusahaan yang berproduksi secara massa, order produksi
umumnya ditentukan bersama dalam rapat bulanan antara fungsi pemasaran dan
fungsi produksi. fungsi penjualan melayani order dari langganan berdasarkan
persediaan produksi yang ada di gudang.
2.
Fungsi
Produksi
Fungsi ini
bertanggung jawab atas pembuatan perintah produksi bagi fungsi-fungsi yang ada
di bawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi
permintaan produksi dari fungsi penjualan. Dalam perusahaan yang besar, fungsi
produksi biasanya dibantu oleh fungsi perencanaan dan pengawasan
produksi
dalam pembuatan order produksi tersebut. Order produksi tersebut dituangkan dalam
benruk tertulis dalarn dokumen yang disebut surat order produksi.
Surat
order produksi ini dilampiri dengan surat kebutuhan bahan dan daftar kegiatan
Produksi.
Fungsi ini bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi sesuai dengan surat order produksi dan daftar kebutuhan bahan
serta daftar kegiatan produksi yang melampiri surat order produksi tersebut.
3.
Fungsi
Perencanaan dan pengawasan produksi
Fungsi
ini merupakan fungsi staff yang membantu fungsi produksi dalam merencanakan dan
mengawasi kegiatan produksi. Perencanaan produksi diwujudkan dalam perhitungan rencana
kebutuhan bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk memproduksi pesanan
yang diterirna dari fungsi penjualan. Rencana produksi dituangkan oleh fungsi
ini dalam dokumen daftar kebutuha bahan dan daftar kegiatan produksi.
4.
Fungsi
gudang
Dalam
sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya ini, fungsi gudang bertanggung
jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan penolong, dan barang yang
lain yang digudangkan. Fungsi ini iuga bertanggung jawab untuk rnenerima produk
jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi.
5.
Fungsi
Akuntansi Biaya
Dalam sistem
pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya ini, fungsi akuntansi biaya bertanggung
jawab untuk mencatat konsumsi berbagai sumber daya yang digunakan untuk
memproduksi pesanan. Pencatatan biaya bahan baku, biayat tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik untuk pesanan tertentu
dilakukan
oleh fungsi ini dalam kartu harga pokok produk. Biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi dicatat oleh fungsi ini dalam kartu biaya.
Jaringan
prosedur
Jaringan Prouksi yang membentuk
sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi
biaya dalam perusahaan manufaktur
adalah:
1.
Prosedur order produksi
Dalam
prosedur ini dilakukan koordinasi pengolahan bahan baku menjadi produk
jadi
dengan dikeluarkannya Dokumen Surat Order Produksi oleh fungsi produksi
berdasarkan
order dari pelanggan yang diterima fungsi penjualan. Prosedur order
produksi
dapat dibagi menjadi prosedur order produksi khusus yang berdasarkan
pesanan
dan prosedur order produksi berulangkali yang berproduksi massa untuk
memenuhi
persediaan.
2.
Prosedur permintaan dan pengeluaran
barang gudang.
Prosedur
ini digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dari
fungsi
gudang. Namun jika perusahaan tidak memiliki fungsi gudang bagi
persediaan
maka dilakukan prosedur permintaan pembelian bahan baku. Biasanya
permintaan
bahan baku didasarkan pada daftar kebutuhan bahan baku yang dibuat
fungsi
perencanaan dan pengawasan produksi.
3.
Prosedur pengembalian barang gudang.
Prosedur
pengembalian barang dari fungsi produksi ke fungsi gudang. Misalnya
jika
bahan baku tidak seluruhnya habis digunakan dalam proses produksi, sisa
bahan
baku dikembalikan ke gudang. Prosedur ini menghasilkan Dokumen Bukti
Pengembalian
Barang Gudang yang digunakan untuk mengurangi biaya bahan
baku
yang dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan dan
menambah
persediaan bahan baku yang dicatat dalam kartu persediaan.
4.
Prosedur pencatatan jam kerja dan
biaya tenaga kerja langsung.
Surat
order produksi yang dikeluarkan oleh Departemen Produksi biasanya dilampiri dengan
daftar kebutuhan bahan baku dan daftar kegiatan produksi (operation list).
Daftar kegiatan produksi ini berisi kegiatan yang diperlukan untuk memproduksi
sejumlah produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi, yang
meliputi urutan proses pengolahan mesin yang digunakan, dan taksiran waktu
kerja karyawan dan mesin. Pelaksanaan kegiatan seperti yang tercantum dalam
daftar kegiatan produksi tersebut memerlukan prosedur pencatatan jam tenaga
kerja langsung yang dikonsumsi dalam pengolahan order produlai yang
bersangkutan.
Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan
1. jurnal
pemakaian bahan baku, merupakan jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat
harga pokok bahan baku yang digunakan dalam produksi.
2. jurnal
umum, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran gaji dan upah, depresiasi
aktiva tetap, amortisasi aktiva tidak berwujud, dan terpakainya persekot biaya.
3. register
bukti kas keluar, digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik, biaya
administrasi dan umum, biaya pemasaran yang berupa pengeluaran kas.
4. kartu
harga pokok produk, catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya
produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
5. kartu
biaya, catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya overhead pabrik,
biaya administrasi dan umum, dan biaya pemasaran.
Unsur Pengendalian
Intern
1.
Fungsi
Pencatat Biaya Harus Terpisah dari Fungsi produksi.
Kegiatan fungsi produksi pada dasarnya terdiri
dari pemakaian berbagai sumber ekonomi (bahan baku, bahan penolong, tenaga
kerja, gedung, mesin dan ekuipmen) untuk menghasilkan produk yang merupakan
sumber ekonomi lain. Konsumsi berbagai sumber ekonomi tersebut perlu diawasi dengan
penyelenggaraan catatan akuntansi. Pencatatan konsumsi sumber ekonomi yang
dilakukan oleh fungsi produksi harus dilaksanakan oleh fungsi akuntansi agar
data yang dicatat dapat dijamin ketelitian dan keandalannya.
2.
Fungsi
pencatatan Biaya Harus terpisah dari fungsi yang mengganggarkan biaya
Anggaran biaya merupakan tolak ukur yang
digunakan untuk mengendalikan biaya. Agar data realisasi anggaran biaya dapat
digunakan untuk mengendalikan pelaksanaan anggaran perlu diselenggarakan
catatan akuntansi untuk mencatan realisasi anggaran biaya.
3.
Sistem
Otorisasi dan prosedur pencatatan
Surat order produksi diotorisasikan oleh
kepala fungsi produksi. Kegiatan produksi diawali dengan diterbitkannya surat
order produksi oleh kepala fungsi produksi. Berdasarkan dokumen tersebut
berbagai fungsi dibawah fungsi produksi yang terkait dalam proses pembuatan
produk, melaksanakan kegiatan produksi Karen kepala fungsi produksi adalah
pemegang wewenang untuk memerintahkan unit-unit organisasi yang ada dibawahnya
dalam pelaksanaan kegiatan produksi maka surat order produksi harus diotorisasi
oleh kepala fungsi tersebut.
4.
Bukti
permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi
produksi yang bersangkutan
Berdasarkan surat order produksi yang
diterbitkan oleh fungsi produksi diperlukan pengambilan bahan baku dan bahan
penolong dari fungsi gudang. Untuk keperluan tersebut, fungsi produksi harus
mengisi bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Dokumen ini merupakan
dokumen sumber sebagai dasar pencatatan pengurangan persediaan yang dicatat
dalam kartu gudang.
5.
Bukti
kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi keuangan
Dalam proses produksi, kegiatan produksi yang
memerlukan pengeluaran kas dilaksanakan dengan pembuatan bukti kas keluar yang
diotorisasi oleh fungsi pencatat utang. Setelah dokumen pendukung seperti
misalnya daftar upah dikumpulkan dan di verifikasi oleh fungsi pencatat utang
kemudian fungsi ini membuat bukti kas keluar ini merupakan dokumen sumber bagi
pencatatan biaya produksi yang dikeluarkan lewat kas.
Informasi yang
diperlukan
Informasi yang
diperlukan oleh manajemen dari sistem akuntansi biaya adalah sebagai berikut :
1.
Order
produksi yang belum selesai
2.
Order
produksi yang telah selesai
3.
Harga
pokok produk jadi
4.
Harga
pokok produk yang masih dalam proses pada saat tertentu
5.
Biaya
menurut pusat biaya
Bagan Alir sistem
Pengawasan produksi dan sistem Akuntansi Biaya
Berikut ini beberapa
bagan alir berbagai prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi dan
sistem Akuntansi Biaya :
1.
Prosedur
order Produksi
Prosedur order produksi ditujukan untuk
mengkoordinasikan kegiatan pengolahan produk guna memenuhi pesanan pembeli atau
kebutuhan produk untuk jangka waktu tertentu.
2.
Prosedur
permintaan dan pengeluaran barang gudang
Karena umumnya perusahaan manufaktur
menyelenggarakan persediaan untuk bahan bakunya, maka guna pengambilan bahan
baku dari gudang digunakan prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
Prosedur in digunakan untuk meminta dan mengeluakan barang-barang yang
digudangkan seperti: bahan baku, bahan penolong, suku cadang, dll. Contoh
prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang ini diterapkan dalam
perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan.
3.
Prosedur
pengembalian barang gudang
Bahan baku yang sudah diminta oleh fungsi
produksi adakalanya tidak semuanya habis dikonsumsi untuk memproduksi pesanana
tertentu. Jikaterjadi kelebihan bahan baku yang diminta oleh fungsi produksi,
bahan baku tersebut harus dikembalikan ke fungsi gudang. Pengembalian barang
gudang dan pengurangan biaya sebagai akibat pengembalian barang tersebut
dilakukan dengan prosedur pengembalian barang gudang.
4.
Prosedur
pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung
Setelah fungsi produksi menerima surat order
produksi dari Departemen produksi(yang disiapkan oleh fungsi perencanaan dan
pengawan produksi) dan telah meminta bahan baku melalui prosedur permintaan dan
pengeluaran barang gudang.