Selasa, 28 Mei 2013

Sistem Akuntansi Biaya



Sistem Akuntansi Biaya

Deskripsi Kegiatan

Sistem akuntansi biaya dalam perusahaan manufakur erat hubungannya dengan system pengawasan produlsi, karena sebagian besar kegiatan perusahaan manufaktur berada didalam fungsi produksi. Oleh karena itu, ddam bab ini diuraikan dua sistem: system pengawasan produftsi dan sistem akuntansi biaya. Sistem pengawasan produksi terdiri dari jaringan prosedur untuk mengawas, order produlai yang dikeluarkan agar terjadi koordinasi ancara kegiatan penjudan, penyediaan bahan baku, fasilims pabrik, dan penyediaan tenaga kerja guna memenuhi order rersebut. Sistem akuntansi biaya terdiri dari jaringan prosedur untuk'mengumpulkan, mengklasifikasikan data biaya produksi dan biaya nonproduksi untuk menyajikan informasi biaya bagi kebutuhan manajemen.

Sistem pengawasan produksi ditujukan unruk mengawasi pelaksanaan order produksi yang dikeluarkan oleh fungsi produlksi. Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan Pesanan dari pembeli, order produksi erat hubungannya dengan order yang diterima oleh fungsi penjualan dari pembeli.

Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem pengawasan produksi adalah:
1.    Surat order produksi
Dokumen ini merupakan surar perinrah yang dikeluarkan oleh Departemen Produksi, yang ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses pengolahan produk untuk rnemproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara produksi, fasilitas produksi, dan jangka waktu seperti yang tercantum dalam surat order produksi tersebut.
2.    Daftar kebutuhan bahan
Dokumen ini merupakan daftar jenis dan kuantitas bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum  dalam  surat order produksi.
3.    Daftar kegiatan produksi
Dokumen ini merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin yang diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi.
4.    Bukti Permintaan dan pengeluaran barang gudang
Dokumen ini Merupakan Formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.
5.    Bukti Pengembalian Barang gudang
Dokumen ini merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk mengembalikan bahan  baku dan bahan penolong ke fungsi gudang. pengembalian bahan ini umumnya disebabkan karena adanya sisa bahan baku dan bahan penolong yang tidak dipakai dalam proses produksi.



6.    Kartu Jam Kerja
Dokumen ini merupakan kartu untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.
7.    Laporan Produk selesai
Laporan produk selesai dibuat oleh fungsi produksi untuk memberitahukan selesainya produksi pesanan tertentu kepada fungsi perencanaan dan pengawan produksi,fungsi gudang,fungsi penjualan dan fungsi akuntansi persediaan.

Fungsi yangTerkait

Fungsi yang rerkait dalam sistem pengawasan produksi adalah:
1.    Fungsi penjualan
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dari pembeli, fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan order dari langganan dan meneruskan order tersebut ke fungsi produksi. Jika order dari langganan.ditulis dalam formulir yang disediakan oleh perusahaan, order Iangganan ini langsung dapat diserahkan oleh fungsi penjualan ke fungsi produksi untuk dapat segera.diproses. Jika order dari langganan belum berisi informasi yang lengkap fungsi penjualan, berkewajiban untuk menambahkan informasi yang kurang, atau menuliskan kembali kedalam surat order produksi yang berisi informasi lengkap bagi kepentingan fungsi Produksi. Dalam perusahaan yang berproduksi secara massa, order produksi umumnya ditentukan bersama dalam rapat bulanan antara fungsi pemasaran dan fungsi produksi. fungsi penjualan melayani order dari langganan berdasarkan persediaan produksi yang ada di gudang.
2.    Fungsi Produksi
Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan perintah produksi bagi fungsi-fungsi yang ada di bawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi permintaan produksi dari fungsi penjualan. Dalam perusahaan yang besar, fungsi produksi biasanya dibantu oleh fungsi perencanaan dan pengawasan
produksi dalam pembuatan order produksi tersebut. Order produksi tersebut dituangkan dalam benruk tertulis dalarn dokumen yang disebut surat order produksi.
Surat order produksi ini dilampiri dengan surat kebutuhan bahan dan daftar kegiatan
Produksi. Fungsi ini bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi sesuai dengan surat  order produksi dan daftar kebutuhan bahan serta daftar kegiatan produksi yang melampiri surat order produksi tersebut.
3.    Fungsi Perencanaan dan pengawasan produksi
Fungsi ini merupakan fungsi staff yang membantu fungsi produksi dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi. Perencanaan produksi diwujudkan dalam perhitungan rencana kebutuhan bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk memproduksi pesanan yang diterirna dari fungsi penjualan. Rencana produksi dituangkan oleh fungsi ini dalam dokumen daftar kebutuha bahan dan daftar kegiatan produksi.
4.    Fungsi gudang
Dalam sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya ini, fungsi gudang bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan penolong, dan barang yang lain yang digudangkan. Fungsi ini iuga bertanggung jawab untuk rnenerima produk jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi.
5.    Fungsi Akuntansi Biaya
Dalam sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya ini, fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat konsumsi berbagai sumber daya yang digunakan untuk memproduksi pesanan. Pencatatan biaya bahan baku, biayat tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk pesanan tertentu
dilakukan oleh fungsi ini dalam kartu harga pokok produk. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat oleh fungsi ini dalam kartu biaya.


Jaringan prosedur

Jaringan Prouksi yang membentuk sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi
biaya dalam perusahaan manufaktur adalah:
1.    Prosedur order produksi
Dalam prosedur ini dilakukan koordinasi pengolahan bahan baku menjadi produk
jadi dengan dikeluarkannya Dokumen Surat Order Produksi oleh fungsi produksi
berdasarkan order dari pelanggan yang diterima fungsi penjualan. Prosedur order
produksi dapat dibagi menjadi prosedur order produksi khusus yang berdasarkan
pesanan dan prosedur order produksi berulangkali yang berproduksi massa untuk
memenuhi persediaan.
2.    Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
Prosedur ini digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dari
fungsi gudang. Namun jika perusahaan tidak memiliki fungsi gudang bagi
persediaan maka dilakukan prosedur permintaan pembelian bahan baku. Biasanya
permintaan bahan baku didasarkan pada daftar kebutuhan bahan baku yang dibuat
fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.
3.    Prosedur pengembalian barang gudang.
Prosedur pengembalian barang dari fungsi produksi ke fungsi gudang. Misalnya
jika bahan baku tidak seluruhnya habis digunakan dalam proses produksi, sisa
bahan baku dikembalikan ke gudang. Prosedur ini menghasilkan Dokumen Bukti
Pengembalian Barang Gudang yang digunakan untuk mengurangi biaya bahan
baku yang dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan dan
menambah persediaan bahan baku yang dicatat dalam kartu persediaan.
4.    Prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung.
Surat order produksi yang dikeluarkan oleh Departemen Produksi biasanya dilampiri dengan daftar kebutuhan bahan baku dan daftar kegiatan produksi (operation list). Daftar kegiatan produksi ini berisi kegiatan yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi, yang meliputi urutan proses pengolahan mesin yang digunakan, dan taksiran waktu kerja karyawan dan mesin. Pelaksanaan kegiatan seperti yang tercantum dalam daftar kegiatan produksi tersebut memerlukan prosedur pencatatan jam tenaga kerja langsung yang dikonsumsi dalam pengolahan order produlai yang bersangkutan.






Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan
1.    jurnal pemakaian bahan baku, merupakan jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat harga pokok bahan baku yang digunakan dalam produksi.
2.    jurnal umum, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran gaji dan upah, depresiasi aktiva tetap, amortisasi aktiva tidak berwujud, dan terpakainya persekot biaya.
3.    register bukti kas keluar, digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik, biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran yang berupa pengeluaran kas.
4.    kartu harga pokok produk, catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
5.    kartu biaya, catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya overhead pabrik, biaya administrasi dan umum, dan biaya pemasaran.

Unsur Pengendalian Intern

1.    Fungsi Pencatat Biaya Harus Terpisah dari Fungsi produksi.
Kegiatan fungsi produksi pada dasarnya terdiri dari pemakaian berbagai sumber ekonomi (bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja, gedung, mesin dan ekuipmen) untuk menghasilkan produk yang merupakan sumber ekonomi lain. Konsumsi berbagai sumber ekonomi tersebut perlu diawasi dengan penyelenggaraan catatan akuntansi. Pencatatan konsumsi sumber ekonomi yang dilakukan oleh fungsi produksi harus dilaksanakan oleh fungsi akuntansi agar data yang dicatat dapat dijamin ketelitian dan keandalannya.

2.    Fungsi pencatatan Biaya Harus terpisah dari fungsi yang mengganggarkan biaya
Anggaran biaya merupakan tolak ukur yang digunakan untuk mengendalikan biaya. Agar data realisasi anggaran biaya dapat digunakan untuk mengendalikan pelaksanaan anggaran perlu diselenggarakan catatan akuntansi untuk mencatan realisasi anggaran biaya.

3.    Sistem Otorisasi dan prosedur pencatatan
Surat order produksi diotorisasikan oleh kepala fungsi produksi. Kegiatan produksi diawali dengan diterbitkannya surat order produksi oleh kepala fungsi produksi. Berdasarkan dokumen tersebut berbagai fungsi dibawah fungsi produksi yang terkait dalam proses pembuatan produk, melaksanakan kegiatan produksi Karen kepala fungsi produksi adalah pemegang wewenang untuk memerintahkan unit-unit organisasi yang ada dibawahnya dalam pelaksanaan kegiatan produksi maka surat order produksi harus diotorisasi oleh kepala fungsi tersebut.

4.    Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan
Berdasarkan surat order produksi yang diterbitkan oleh fungsi produksi diperlukan pengambilan bahan baku dan bahan penolong dari fungsi gudang. Untuk keperluan tersebut, fungsi produksi harus mengisi bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Dokumen ini merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan pengurangan persediaan yang dicatat dalam kartu gudang.
5.    Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi keuangan
Dalam proses produksi, kegiatan produksi yang memerlukan pengeluaran kas dilaksanakan dengan pembuatan bukti kas keluar yang diotorisasi oleh fungsi pencatat utang. Setelah dokumen pendukung seperti misalnya daftar upah dikumpulkan dan di verifikasi oleh fungsi pencatat utang kemudian fungsi ini membuat bukti kas keluar ini merupakan dokumen sumber bagi pencatatan biaya produksi yang dikeluarkan lewat kas.


Informasi yang diperlukan
Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari sistem akuntansi biaya adalah sebagai berikut :
1.    Order produksi yang belum selesai
2.    Order produksi yang telah selesai
3.    Harga pokok produk jadi
4.    Harga pokok produk yang masih dalam proses pada saat tertentu
5.    Biaya menurut pusat biaya

Bagan Alir sistem Pengawasan produksi dan sistem Akuntansi Biaya
Berikut ini beberapa bagan alir berbagai prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi dan sistem Akuntansi Biaya :
1.    Prosedur order Produksi
Prosedur order produksi ditujukan untuk mengkoordinasikan kegiatan pengolahan produk guna memenuhi pesanan pembeli atau kebutuhan produk untuk jangka waktu tertentu.
2.    Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang
Karena umumnya perusahaan manufaktur menyelenggarakan persediaan untuk bahan bakunya, maka guna pengambilan bahan baku dari gudang digunakan prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang. Prosedur in digunakan untuk meminta dan mengeluakan barang-barang yang digudangkan seperti: bahan baku, bahan penolong, suku cadang, dll. Contoh prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang ini diterapkan dalam perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan.
3.    Prosedur pengembalian barang gudang
Bahan baku yang sudah diminta oleh fungsi produksi adakalanya tidak semuanya habis dikonsumsi untuk memproduksi pesanana tertentu. Jikaterjadi kelebihan bahan baku yang diminta oleh fungsi produksi, bahan baku tersebut harus dikembalikan ke fungsi gudang. Pengembalian barang gudang dan pengurangan biaya sebagai akibat pengembalian barang tersebut dilakukan dengan prosedur pengembalian barang gudang.
4.    Prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung
Setelah fungsi produksi menerima surat order produksi dari Departemen produksi(yang disiapkan oleh fungsi perencanaan dan pengawan produksi) dan telah meminta bahan baku melalui prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.